About IMADA
Gagasan
mengenai perkumpulan mahasiswa dan pemuda asal Sidikalang sebenarnya
sudah sejak lama bergulir. Di tahun 90-an sudah ada perkumpulan mahasiswa asal Dairi yang mencakup
seluruh universitas di Medan, HIMDASU namanya. Namun pada perjalanannya HIMDASU hanya muncul secara temporer. Para penggagas muncul, bertemu dan berkumpul membuat acara biasanya menjelang ahir tahun. Perkumpulan
ini biasanya muncul berdasarkan lokasi, baik lingkungan kampus maupun
perkumpulan "parsahutaon" sampai kumpulan alumni SMA. Setelah acara
Natal dan acara Tahun Baru -an selesai biasanya beberapa bulan
setelahnya di susul dengan adanya pembubaran panitia, demikian
halnya dengan perkumpulan HIMDASU tersebut ahirnya bubar dengan
sendirinya. Alasannya selalu menyangkut pertanggungjawaban keuangan yang
tidak jelas. Kondisi ini berlangsung terus menerus dari generasi ke
generasi.
Sejarah
terbentuknya IMADA sesungguhnya masih terdiri dari banyak versi. Pada
hakikatnya organisasi dikatakan sah berdiri pada saat proklamasi/
Preambule Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikukuhkan dihadapan
anggotanya.
Pada tahun 1997
ide untuk membentuk suatu organisasi yang menyatukan mahasiswa dan
pemuda asal Dairi tercetus pada saat pembentukan panitia Natal mahasiswa
Kristen asal Sidikalang di kediaman sdr. Santhy Situngkir FP'96 (Kel Bp. Ir. BSC Situngkir) di Gaperta. Pada saat itu oleh senior-senior antara
lain Sdr. Budi Tampubolon FH'92, Jekson Simanjuntak FT 93, Bontor
Pakpahan FT'93, Sdr. Duatjon Martin Lbn Tobing FP'92, Fritz Tampubolon
FT'95 di dalam rapat telah mengeluarkan pendapat untuk menyatukan
pelaksanaan perayaan Natal Mahasiswa asal DAIRI. Tetapi dalam rapat
tersebut ide tersebut tidak berkembang mengingat yang hadir sebahagian
besar hanya mahasiswa USU beragama Kristen. Sehingga disepakati
menyelenggarakan perayaan Natal mahasiswa asal Sidikalang yang mana sdr.
Fritz Tampubolon FT'95 terpilih sebagai Ketua Panitia Natal.
Demikianlah
perayaan Natal Mahasiswa asal Sidikalang bertempat di GKPI Jl. Putri
Lopian tahun 1997 tersebut berlangsung sukses meskipun pada hari
berdekatan juga berlangsung acara perayaan Natal mahasiswa Asal Dairi
yang kuliah di UHN dan Unika. Kondisi
ini cenderung menimbulkan pertanyaan dari masyarakat Sidikalang
terutama para orangtua yang direpotkan dengan banyaknya undangan beserta
proposal perayaan natal mahasiswa dan pemuda setempat. Kondisi
ini terjadi karena fanatisme kampus yang membuat sulitnya mempertemukan
antara mahasiswa USU dengan mahasiswa dari UHN Medan maupun Unika st. Thomas Medan.
Tahun 1998 diwarnai fenomena Gerakan Mahasiswa dalam wacana sosial politik Indonesia. Tidak terkecuali di kampus-kampus di Medan
Aksi-aksi demontrasi berlangsung sporadis. Tidak dapat dipungkiri bahwa
banyak mahasiswa asal Dairi secara pribadi melibatkan diri dalam aksi
mahasiswa. Pasca Jatuhnya Rezim Soeharto setelah
Mei 1998 Gerakan Mahasiswa seolah berubah kiblatnya dari "aksi jalanan"
ke Gerakan pembangunan organisasi. Ditandai dengan mulai munculnya
Kelompok Study (KSMM/Gema Prodem, dll), Organisasi Cipayung (HMI, GMNI,
GMKI, PMKRI) sibuk dengan kaderisasinya, demikian juga munculnya LMND,
AGRESU. Demikian juga munculnya berbagai LSM
dan organisasi kedaerahan seperti IMATAPSEL, HIMAPSI (Simalungan), IMKA
Ersinalsal (Karo) dan lain-lain. Pada zaman ini semakin banyak mahasiswa yang aktif berorganisasi.
Eksistensi IMADA USU sebagai organisasi kembali dibahas pada pertemuan pembentukan Panitia Natal mahasiswa USU asal Sidikalang pada akhir Agustus 1998, bertempat di kediaman sdr. Anneke
Sembiring FE'96 di Pasar 7 P. Bulan. Beberapa mahasiswa yang saat itu
aktif di organisasi seperti Sdr. Bantu Maspon Habeahan (FE'96 GMNI) yang
sebelumnya diberi mandat oleh senioren menjadi penanggung jawab
pendirian IMADA-USU, Sdr. Jekson Marbun (FMIPA'98, Intra kampus),
sdr. Fritz Tp. Bolon FT'95, James Siahaan (AK'97), Mahir Pakpahan
(FE'97, GMKI), Sdr Sanjesti Lee FMIPA'96, sdr. Marinus Pasaribu FMIPA'95
dan beberapa mahasiswa lain yang tidak dikenal oleh penulis berdebat
mengenai perlu tidaknya mengadakan perayaan Natal.
Ide pembentukan dan pengukuhan organisasi mahasiswa asal Dairi kembali
bergulir. Tetapi oleh karena suara terbanyak dari 40-an peserta hanya
menginginkan bahwa perayaan Natal menjadi satu-satunya langkah konkrit sesuai kondisi saat itu untuk menghimpun mahasiswa asal Dairi. Maka
terpilihlah sdr. Mahir R. Pakpahan FE'97 sebagai Ketua Panitia Natal.
Adapun nama perayaan disepakati Perayaan Natal IMADA-USU. Nama ini
dipilih dengan pertimbangan bahwa pada saat itu HIMPADA- Nommensen dan
IMASI- Unika tidak mau bergabung.
Dalam
perjalanan persiapan Perayaan Natal IMADA-USU wacana pembentukan
organisasi resmi semakin berkembang. Hal ini diperkuat dengan munculnya
tanggapan para senior, orangtua dan donatur yang cenderung sinis
mengharapkan perlunya penyederhanaan kesatuan mahasiswa dalam
menyelenggarakan perayaan - perayaan. Bupati Dairi pada saat itu Bp. SIS
Sihotang dengan penuh semangat mengarahkan pemakaian Mess Pemda Dairi
yang beralamat di Psr.6 P. Bulan sebagai tempat
latihan Natal dan Posko Persiapan Pembentukan organisasi IMADA. Dalam
satu audiensi dengan Bupati DAIRI di Mess Pemda saat itu Bp. SIS
Sihotang banyak bercerita mengenai pentingnya pengalaman berorganisasi
ketika di bangku perkuliahan dan bagaimana beliau kagum melihat
perkembangan organisasi KMP3D di Bandung.
Pasca pembubaran panitia Natal IMADA-USU kurun waktu Januari- Mei 1999 beberapa mahasiswa yang masih peduli untuk pendirian IMADA berupaya mengadakan pertemuan di kos-kosan pasar 1. Tercatat Sdr.
Jekson Marbun (FMIPA'96), Sdr. Sanjesti Lee (FMIPA'96), Sdr. Bantu
Maspon (FE'96), Sdr. James Siahaan AK'97 beberapa kali mengadakan
pertemuan di kosan Sdr. Mahir Pakpahan (EP'97) di JG 411. Tidak jarang
juga pertemuan melibatkan adik-adik yang lebih junior yaitu sdr. Andi
Ginting (MNJ'99) dan Sdr. Richard Naibaho (FT'99) dan Alex 'FISIP'00.
Persoalan mendasar pada masa itu adalah sulitnya menyatukan persepsi
mengenai cakupan IMADA yang meliputi Mahasiswa, Pelajar dan Pemuda asal
Dairi. Demikian halnya dengan ide untuk meleburkan HIMPADA-Nommensen
yang cenderung mendapat penolakan dari tokoh-tokoh
seniornya (Sdr. Mangatur Aruan cs, Angkatan '96) dan teman-teman IMASI
Unika (Sdr. Oriza Cs Angkatan 96). Lobi-lobi dan pertemuan yang
dilakukan selalu berbuah penolakan. Alasan yang dikemukakan adalah
pengalaman buruk masa lalu dalam hal dominasi dan kerumitan dalam
manajemen keuangan. Komunikasi dengan organisasi pemuda dan Mahasiswa di
Bandung KMP3D (Sdr. Domian Simanjuntak ITB'96) juga telah diupayakan tetapi tidak banyak hasil yang diharapkan.
Kendala lain adalah sulitnya mengumpulkan anggota dari mahasiswa USU sekalipun untuk pertemuan membahas Anggaran Dasar. Sehingga sampai adanya pergantian pengurus IMADA sendiri belum memiliki AD/ART yang baku.
Organisasi IMADA berjalan tanpa pondasi aturan yang mapan. Inilah yang
menjadi pergumulan panjang dalam rangka mewujudkan IMADA sebagai
organisasi yang sah. Meskipun demikian para
pengurus selalu berusaha mengadakan kegiatan dalam rangka menghimpun
anggota. Salah satu aktivitas IMADA yang cukup berpengaruh adalah ketika
mengadakan Aksi Orasi pengumpulan dana untuk korban tanah longsor di
Salak pada bulan Agustus 2001 di Bundaran SIB Medan. Ketika itu IMADA
berhasil mengajak teman-teman dari mahasiswa Unika dan ITM dan Darma
Agung bergabung dalam aksi solidaritas tersebut dalam FORMASU (Forum
Mahasiswa DAIRI). Aksi ini juga mengundang simpaty dari tokoh mahasiswa
asal DAIRI yang aktif di berbagai organisasi mahasiswa untuk ikut
bergabung antara lain sdr. Halim Lbn Batu FS'96 (Gema Prodem), Judith R.
Napitu (FISIP'96) dan Maria Malau FE'00(GMKI Medan). Buah dari Aksi
solidaritas ini pada bulan April 2001 digagas aliansi yang tergabung
dalam nama HIMDASU diketuai oleh sdr. Halim Lumbanbatu. Harapan akan terbentuknya organisasi yang menyatukan seluruh mahasiswa asal DAIRI seolah di depan mata.
Aksi
FORMASU-HIMDASU dalam penyaluran bantuan kepada korban bencana tanah
longsor di Salak DAIRI sebenarnya cukup berhasil dan mendapat apresiasi
yang positif dari masyarakat dan Pemda Dairi. Hanya saja dalam rencana
program aksi selanjutnya yaitu aksi penghijauan dengan penanaman Pohon
menemui kendala akibat tidak adanya konsistensi masing-masing elemen
mahasiswa asal DAIRI. Sehingga lambat laun HIMDASU bubar tidak jelas
beritanya.
Pasca
ketidakjelasan HIMDASU akhirnya beberapa teman asal DAIRI mengambil
kesimpulan untuk kembali membenahi IMADA dengan menuntaskan pembahasan
mengenai Anggaran Dasar. Proses pengumpulan
anggota masih menjadi kendala. Pada kurun waktu ini kembali kegiatan
IMADA hanya temporer pada saat Natal. Meskipun tetap diadakan pembenahan
dengan penuh kesabaran. Prinsip yang dipegang adalah IMADA akan berdiri
dengan tetap menghargai keberadaan organisasi serupa yang telah berdiri
di tempat lain. IMADA tetap terbuka untuk seluruh Mahasiswa Asal DAIRI
dengan satu cita-cita pada waktu itu IMADA menjadi suatu organisasi
ataupun lembaga yang benar-benar bermanfaat
kepada kadernya. Harapan para pengurus adalah nantinya IMADA dapat eksis
berkesinambungan menjadi wadah berkreasi para mahasiswa asal DAIRI
dalam menyikapi perkembangan sosial masyarakat DAIRI.
Demikianlah
sampai pada hari Minggu tanggal 20 Oktober 2002 di rumah salah satu
anggota di Simalingkar diadakan pertemuan sekaligus pengukuhan AD/ART
IMADA untuk pertama kalinya. Saat itu terpilih sdr. Alex dari FISIP USU
sebagai Ketua IMADA. Jadi dapat dikatakan bahwa secara resmi pengukuhan
IMADA adalah Oktober 2002. Seiring waktu berjalan orang datang dan pergi
dari IMADA, begitupun memori dan catatan perjalanan organisasinya.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan aktivis dan pengurus IMADA saat ini dapat disyukuri bahwa IMADA masih ada dan layak dipertahankan.
IMADA sendiri bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Sekretariat IMADA berada di Jalan Gendang No. 16c Padang Bulan Medan. Seperti organisasi lainnya, IMADA memiliki struktur kepengurusan yaitu :
1. Ketua
IMADA sendiri bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Sekretariat IMADA berada di Jalan Gendang No. 16c Padang Bulan Medan. Seperti organisasi lainnya, IMADA memiliki struktur kepengurusan yaitu :
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
3. Sekretaris
4. Bendahara
dan Badan Pengurus Harian (BPH) dengan 4 Biro, yaitu :
1. Biro Organisasi
dan Badan Pengurus Harian (BPH) dengan 4 Biro, yaitu :
1. Biro Organisasi
2. Biro Litbang (pelatihan dan Pengembangan)
3. Biro Sosial
4. Biro Pendidikan Amggota
Tiap-tiap biro memiliki 1 Koordinator dan 2 anggota.
4. Biro Pendidikan Amggota
Tiap-tiap biro memiliki 1 Koordinator dan 2 anggota.